Perang 100 Tahun merupakan salah satu konflik paling panjang dan berpengaruh dalam sejarah Eropa. Berlangsung dari 1337 hingga 1453, perang ini tidak hanya mengubah peta politik Eropa tetapi juga meninggalkan warisan yang masih dirasakan hingga saat ini.
Selain Perang 100 Tahun, sejarah dunia juga mencatat berbagai konflik lainnya seperti Perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, serta Pertempuran Surabaya yang menjadi simbol perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Perang Dingin, meskipun tidak melibatkan pertempuran langsung, merupakan periode ketegangan tinggi antara blok Barat dan Timur yang mempengaruhi politik global selama beberapa dekade.
Di Bali, Perang Puputan menunjukkan keberanian rakyat Bali melawan penjajah, sementara Perang Reconquista di Spanyol berhasil mengakhiri kekuasaan Muslim di Iberia.
Di Indonesia, Perang Pattimura dan Perang Banjar adalah contoh perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Sementara itu, konflik di Papua masih menjadi isu yang belum terselesaikan hingga saat ini.
Setiap konflik ini, termasuk Perang 100 Tahun, memiliki dampak yang mendalam terhadap wilayah dan masyarakat yang terlibat, mengubah jalannya sejarah dan membentuk dunia seperti yang kita kenal sekarang.
Untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana konflik-konflik ini mempengaruhi peta politik dan sosial dunia, penting untuk mempelajari setiap peristiwa secara detail, termasuk motivasi, strategi, dan akibatnya.
Dalam konteks modern, pelajaran dari sejarah ini dapat menjadi panduan dalam menyelesaikan konflik dan membangun perdamaian yang berkelanjutan.